Judul buku: BreadCrumb
Penulis: Jenny Annisa
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2018
Tebal buku: 496 Halaman
Assalamualaikum...
Ini pertama kalinya aku membaca novel karya Jenny Annisa.
Jadi, keputusanku untuk memilih buku ini di antara buku-buku yang ada di rak
perpustakaan karena covernya. Warnanya sederhana namun berhasil membuatku
penasaran. Kalian juga penasaran? kalo begitu, langsung cek blurb nya saja:
*_*_*_
Avissa:
Mungkin ini tidak sulit jika dia tertarik denganku. Meminta
bantuan pada pria yang menaruh perhatian jauh lebih mudah. Aku tak perlu
menjanjikan apa pun sebagai balas budi, sebab mereka melakukannya dengan senang
hati, selama bisa berada di dekatku.
Ian:
Ini gue lagi nggak salah dengar? Ei mengajak gue ke nikahan
abangnya Aura? ini bisa dikategorikan sebagai sesuatu yang langka!
Avissa, si bintang populer sejak SMA, merupakan gadis pujaan
Ian sampai sekarang. Suatu hari, Ei-panggilan khusus untuk Avissa yang dibuat
Ian-meminta untuk menemaninya pergi ke resepsi pernikahan Alpha, mantan pacar
Avissa.
Sebuah kesempatan emas bagi Ian, atau Ei hanya
memanfaatkannya?
*_*_*_
Setelah baca blurb ya.. langsung kenalan sama tokohnya yok,
Avissa sofjan, manajer utama di sofjan hotel, salah satu
hotel yang populer di kota itu, merupakan seorang gadis yang teramat cantik
tapi melankolis. Penampilannya lewat dari kata sempurna, semua cowok rela
mengantri untuk sekedar lunch dengannya, namun sayangnya ia tak bisa lari dari
cinta pertamanya yang sebentar lagi akan menikah dengan orang lain.
Ian Hachman, Pemilik toko roti Breadcrumb. Lulusan Ohio
University. Salah satu alasannya mengikuti Reuni dadakan kelas masa SMA tak
lain dan tak bukan, hanya karena mendengar bahwa gadis yang ia suka sejak kelas
10, akan hadir malam itu. Ia tak menyangka, bahwa ia akhirnya bisa melihat
gadis itu lagi.
Semuanya berawal ketika takdir mempertemukan Ian dan Avissa.
Kenapa aku bilang demikian, karena sebelum Avissa memilih untuk mengajak Ian
menjadi partnernya di pesta pernikahan Alpha -mantan kekasihnya- mereka terus
bertemu tanpa sengaja. Tanpa alasannya yang jelas pula, Avissa selalu datang ke
Ian ketika ia sedang membutuhkan bantuan.
Karena hal itu, Ian merasa bahwa pintu sedang terbuka
lebar-lebar untuk dirinya. Ia mulai mengajak Avissa makan siang, hingga
akhirnya kencan. Namun yang terjadi, tak sesuai dengan pemikiran Ian, semuanya
tak semanis dalam bayangannya.
Ini tidak sekedar kisah cinta biasa. Novel ini membuatku
ingin terus membaca. Walaupun aku sudah bisa menebak bagaimana akhirnya, aku
tetap ingin membacanya. Aku menikmati isi buku yang tebalnya tiga senti meter
itu. Penulis berhasil membuatku menyelami sebuah kisah masa lalu tapi tetap
maju.
Jika dilihat dari cover buku, novel ini menarik untuk
dibaca, tapi ketebalan buku bisa membuat beberapa orang berpikir dua kali untuk
membacanya. Apalagi mereka yang tidak suka novel tebal. Tapi aku
yakin, kalian tidak akan menyesal untuk membaca novel ini. Banyak orang berkata,
don’t judge it by cover. See, aku nggak nyesel ngambil buku itu di antara sekian
banyak buku yang berjejer rapi di rak perpsutakaan.
Sampai di sini dulu ulasan kali ini. Karena ini masih musim
libur kuliah, aku merekomendasikan buku ini untuk menemani libur kalian.
Bintang 4,6/5 untuk novel Breadcrumb.
Happy holiday, wassalamualaikum...
0 Comments