Judul: Setelah Dapat Kerja, lalu apa?
Penulis: Umi Astuti
Penerbit: Grass media
Tahun terbit: 2020
Jumlah halaman: 457 hal
Blurb:
Lapia pikir, dengan lulus kuliah tepat waktu dan berhasil mendapatkan pekerjaan, otak naifnya itu bilang kalau semua akan baik-baik saja. Nyatanya, justru karena setelah bekerja itulah satu per satu masalah hadir.
Dia yang akhirnya tahu kalau ternyata sang kekasih yang ia pertahankan mati-matian tak pernah sungguh-sungguh dalam hubungan. Lalu, akta kalau bosnya selama ini selalu menerima idenya, hanya karena terpaksa.
Itu hanya masalah kecil, karena masalah terbesar adalah,
Dhana - bos yang selama ini terlihat begitu galak, bermulut tajam dan hobi
menghina- ternyata menyimpan rasa padanya, hingga akhirnya menyatakan suka.
wait, what?!
Bahkan dalam skenario terburuk pun, Lapia tidak pernah berpikir kalau seorang Randaru
Paling Berkuasa Sadhana akan menyukai Lapia Bodoh Adwinka.
***
“La, inget, pacaran bukan berarti semuanya tentangmu itu milik dia. Ngerti, nggak?”
Petikan kalimat di atas jadi lebih mirip nasehat buat orang
yang terjebak toxic relationship? Kalian setuju nggak?
Setelah Dapat Kerja Lalu Apa? berkisah tentang Lapia
Adwinka yang bekerja sebagai scripwriter di sebuah rumah studio bernama
JejakTuan. Lingkungan kerja yang seru dan rekan-rekan kerjanya yang begitu
menyayanginya dan menganggap Lapia sebagai seorang adik, membuat Lapia enggan
untuk hengkang dari rumah studio itu. Meskipun begitu, dirinya tetap
uring-uringan. Bosnya, Randaru Sadhana galak banget. Hobinya cuma ngehina atas
keteledoran dan kepolosan seorang Lapia.
Rekan-rekan kerja yang sering dipanggil “Abang” oleh Lapia
juga setuju kalau Lapia memang polosnya nggak ketulungan. Teledornya minta
ampun. Apalagi soal pasangan hidup. Udah tau kalo pacarnya itu (Hago) mulai
punya kebiasaan ngebentak dan ringan tangan, eh masih aja dibela dan
dipertahanin.
Kalau kata Lapia:
“Nanti lambat laun juga berubah. Mungkin dia kayak gitu karena terlalu sayang sama aku.”
Aduh, gedeg banget saya sama karakter Lapia ini. Tapi ini
juga jadi poin yang saya suka dari novel ini. Karakternya kuat. Lapia dengan
sifat polosnya, dan Dhana dengan sifat gengsinya yang kelewat dari kata wajar.
Udah ada bayangan kalau dua karakter itu dipertemukan?
Untuk alur cerita, kisah ini diceritakan dengan alur maju.
Sejak awal (blurb) sudah disampaikan bahwa Dhana memiliki perasaan kepada
Lapia. Jadi, kisah ini bergerak maju ke arah sana. Gimana Dhana bisa
mendapatkan hati Lapia dan kejutan lainnya. Walaupun di sini pembaca seperti
sudah bisa menebak alur cerita, semuanya tidak akan terasa karena karakter
tokohnya yang bertolak belakang. Mana ada orang yang ngaku suka sama seseorang,
tapi tindak-tanduknya kayak ngajak perang tiap hari?
Penasaran nggak sih gimana akhirnya Dhana bisa ngaku kalau
dia suka sama Lapia? Inget, Dhana itu karakternya kuat banget, rasa gengsinya
ngalahin apapun pokoknya.
Selama baca cerita mereka, banyak moral value yang saya
dapatkan: Dari Lapia, kita belajar bahwa “kalau pekerjaanmu nggak sesuai dengan
jurusan kuliahmu, ya nggak pa-pa. Yang penting kamu hepi ngejalaninnya”. Dari
hubungan Lapia dan Hugo, kamu akan belajar tentang toxic relationship itu yang
seperti apa. Dari sini kamu juga akan paham, kenapa mereka yang terjebak
dilingkup itu jarang menyadari situasi toxic itu sendiri. Padahal orang disekitarnya
sudah jelasin dengan gamblang.
Selain itu, dari para “abang” di JejakTuan, kisah mereka
bakal ngasih paham ke ktia “kalo masa lalu kamu buruk, jadiin pelajaran aja.
Ambil hikmahnya, jangan diulangi, terus perbaiki diri aja”. Satu lagi, ini yang
paling penting, dari Sadhana kita bakal dikasih tau, “kalo suka sama orang, ya
bilang. Jangan malah uring-uringan.” wkwkwk
Buat kamu yang butuh cerita romance seru nan kocak, nggak penuh drama, ini bisa jadi referensi bacaan kamu minggu ini. Novel ini udah layak dibaca untuk usia 17 tahun ke atas. Bintang 4/5 untuk novel ini. Thanks to Grassmedia group yang udah ngasih kesempatan ke saya buat baca dan ulas buku ini bareng-bareng. Thank you and Happy reading all.
0 Comments