Identitas Buku:
Judul Buku: Paint
Penulis: Lee Hee-young
Alih Bahasa: Putri Permatasari
Penerbit: Clover
Tahun terbit: 2020
Jumlah halaman: 203 hlm
Blurb:
Jenu 301 melakukan pencarian calon orang tua yang disebut
Parent’s Interview atau PAINT. Sayangnya, setiap calon yang ditemui hanya
ingin mendapatkan keuntungan dari pemerintah, bukan secara tulus untuk
mengasuhnya.
Di tengah rasa skeptis, Jenu 301 dipertemukan dengan calon
orang tua yang berprofesi sebagai penulis dan pelukis. Meski tampak sederhana, mereka secara terbuka bercerita
tentang luka yang diberikan oleh orang tua mereka saat masih kecil.
Bisakah jenu 301 diadopsi dengan calon orang tua barunya?
Dan mampukah Jenu 301 meninggalkan NC center yang selama ini membesarkannya?
***
Salam hangat semuanya...
Kali ini kamu sedang membaca ulasan buku terjemahan dari
negeri Oppa kebanggaan kebanyakan kaum hawa, yups, benar, Korea Selatan.
Dialihbahasakan oleh Putri Permatasari dari Penerbit Clover, buku ini
diterbitkan di Korea Selatan pada tahun 2019 oleh Changbi Publishers.
Ada satu pertanyaan yang muncul setelah membaca bab awal
dari cerita ini. yaitu:
“Jika kamu punya kesempatan untuk memilih orang tua, orang
tua seperti apa yang kamu inginkan?
Ini memang terdengar aneh dan tidak mungkin, tapi coba
bayangkan dulu jawabannya. Nanti kita jawab di akhir ulasan ini.
Jadi buku ini bercerita tentang seorang anak laki-laki
berumur 17 tahun bernama Jenu 301. Dia tinggal di sebuah asrama milik
pemerintah bernama NC Center bersama anak-anak lainnya yang telah
ditelantarkan, ditinggalkan, dibuang oleh orang tuanya. NC Center ini merupakan
salah satu bentuk usaha dari pemerintah (Korea Selatan) untuk meningkatkan
tingkat populasi di negara tersebut. Mereka (orang tua) yang belum siap menjadi
orang tua, mereka yang tidak mampu mengurus anaknya, bisa menitipkan anaknya di
asrama ini. Bukan menitipkan sih sebenarnya, lebih ke memberikan hak asuhnya
kepada pemerintah. Karena ini milik pemerintah, otomatis semuanya semua
fasilitas lengkap, kesehatan dan keselamatan setiap anak terjaga dengan baik.
Terdapat tingkatan usia di NC Center, First Center, Second
Center, dan Last Center. Nah, di Last Center ini anak-anak akan dicarikan orang
tua baru untuk kemudian tinggal bersama orang tua baru tersebut. Ya, memang
sistemnya begitu. Jadi Jenu sedang melakukan pencarian calon orang tua baru
yang cocok melalui kegiatan Paint ini.
Beberapa kali Paint di tahap awal, tidak ada yang cocok.
Namun, saat bertemu dengan calon orang tua yang berprofesi sebagai Penulis dan
Pelukis, Jenu merasa ada ketertarikan tersendiri dengan mereka. Akhirnya Jenu
memutuskan untuk ke tahap selanjutnya (ada beberapa tahap yang harus dilalui sebelum
benar-benar memutuskan untuk menerima orang tua angkat tersebut atau tidak).
Dalam prosesnya, Jenu menemukan banyak hal. Percakapan
dengan Aki (Teman sekamarnya) dan Noah (yang kembali ke NC Center lagi setelah
tinggal bersama orang tua angkatnya) membuatnya makin berpikir tentang konsep
mencari orang tua dan menjadi orang tua. Juga rasa ingin tahunya mengenai para
Guardian (orang yang mengurus semua hal di NC Center termasuk anak-anak)
membuat Jenu kembali merenungkan arti dari keberadaan dirinya di NC selama ini.
Dari sinilah aku paham tentang karakter dari tokoh Jenu ini:
seorang yang lebih banyak berpikir dan membayangkan jangka panjang (kita lebih
familiar dengan overthinking, wkwkwk).
Novel ini menyuguhkan cerita dengan tema yang cukup sensitif
menurutku (bagi mereka yang punya latar belakang/masalah pelik dengan orang
tua). Cerita ini akan terasa relate bagi mereka yang tinggal dari panti asuhan.
Mereka yang tidak mengetahui siapa orang tuanya, tinggal bersama anak-anak yang
senasib dengan mereka, kemudian akan bertemu orang tua baru jika ada yang ingin
mengadopsinya. Namun, kisah ini tetap terasa relate lewat narasi dan percakapan
antar tokoh yang memberikan value tersendiri perihal “orang tua.
Tentang anak yang harus memenuhi mimpi orang tua, tentang
seorang ibu yang bersembunyi dibalik esensi rasa cinta, tentang anak yang ingin
berbakti terhadap ayah yang telah menyisakan trauma, juga tentang orang tua
yang ingin menjadi sempurna untuk anaknya.
Terlepas dari semua nilai dan makna yang disampaikan penulis
lewat novelnya, aku kurang suka dengan narasi ceritanya. Aku merasa ceritanya
agak sedikit kaku. Beberapa tanda baca juga tidak lengkap. Jadi aku butuh
tambahan waktu untuk memahami alur cerita maju ini.
Mungkin ini karena pertama kalinya aku baca novel terjemahan
dari Korea. Jadi antara nggak cocok dengan gaya bahasa atau faktor pengalaman
pertama. Perlu adaptasi mungkin. Malahan, aku penasaran dengan novel aslinya,
maksudku yang ditulis dengan bahasa Korea. Ya, harus belajar bahasa Korea dulu
baru bisa baca, wkwkkw.
Lalu, Apakah Jenu 301 berhasil mendapatkan orang tua yang cocok? Apakah akhirnya Jenu memilih tinggal bersama Pelukis dan Penulis tersebut? Baca bukunya ya...wkwkwk, aku tidak bisa spoiler.
Balik ke awal cerita. Jadi kalau punya kesempatan untuk
memilih orang tua, kalian ingin orang tua yang seperti apa?
Beberapa bakal ada yang menjawab, “yang nggak suka
membandingkan anaknya dengan anak tetangga”, “yang nggak cuma sibuk kerja aja”,
“yang nggak suka marah-marah”, “yang selalu perhatian”, “yang bisa diajak
diskusi”, “yang bisa mengerti tanpa menghakimi”, “yang nggak menyiksa anaknya
sendiri.”
Dibalik kemungkinan jawaban itu semua, kita nggak pernah tau masalah dan masa lalu apa yang ada di dalam diri setiap orang. Yang perlu dipahami oleh setiap anak adalah “Tidak ada
orang tua yang bisa jadi sempurna.” Begitu pula bagi orang tua, “Tidak ada anak
yang bisa sempurna jadi kebanggaan orang tua.”
Sampai di sini dulu ulasan kali ini. Kita ketemu di ulasan
selanjutnya. Oh, iya, lewat postingan di feed Instagram (@faridaumi23) aku
sampein bahwa aku bakal share soal fakta-fakta dari novel ini, diantaranya:
Filosofi dari nama Jenu 301
Jenu berarti menunjukkan Januari. Bulan dimana pertama kali
anak itu masuk ke NC Center. Bagi anak laki-laki akan bernama Jenu, sedangkan
perempuan Jeni. 301 merupakan angka yang dipilih oleh Jenu sendiri. Dia
menyebutnya sebagai angka keberuntungan.
Latar tempat dalam novel
Novel ini berlatar tempat di sebuah negara dengan teknologi
yang super canggih. Ada Multiwatch yang setiap orang memilikinya. Ini bisa
digunakan untuk apa saja. Mirip ponsel namun lebih kompleks dan multi guna. Ada
helper berupa robot yang membantu pekerjaan manusia dalam hal pelayanan seperti
pramusaji di restoran dan tukang bersih-bersih (itu robot yang akan melakukannya).
0 Comments