Judul buku: Nagra dan Aru
Penulis: Inggrid Sonya dan Jenny Thalia
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2019
Jumlah Halaman: 357 hlm
Blurb:
“Gue jadi saksi pertama Aru nembak Agra. Temen gue itu emang
cewek nggak tahu malu. Udah ditolak Nagra, masih maju terus.” Fera, teman
pertama Aru di SMA Grafika
“Ngeliat Nagra kayak alergi tiap ada Aru tuh hal biasa.
Sampai Nagra akhirnya kebal tiap kali Aru ngegombalin dia!” Leon, salah satu
Gerombolan Boros yang suka kongkow bareng Nagra.
Aru seneng banget bisa sekelas dengan Nagra, cowok jangkung
yang mencuri hatinya sejak MOS. Serangan gencar Aru ke Nagra sudah dengan
berbagai cara: drama Korea, Webtoon, dan rayuan alay. Sayangnya, Nagra tetap
cuek. Cowok itu hanya menganggap Aru teman sekelas, bahkan kadang merasa
terganggu dengan kehadiran cewek boncel itu.
Tapi, biasanya kan dua kutub yang bertolak belakang bakal tarik-menarik. Nagra dan Aru mungkin nggak ya kayak begitu?
Assalamualaikum semuanya...
Nggak seperti novel Kak Inggrid yang lainnya (cenderung
kisah sedih dan suram), kali ini aku baca karyanya bareng jenny Thalia yang
bergenre Teenlit dengan nuansa kocak dan penuh humor. Kisah romance SMA yang
dipadu dengan percakapan humor receh para tokohnya, bikin aku betah baca dan
melanjutkan untuk mengulasnya di sini. So, kalian udah siap buat baca ulasan dari aku?
"Kapan kalian jatuh cinta untuk pertama kalinya?"
Novel ini tentang Aru yang jatuh cinta pada cinta
pertamanya, Nagra, saat cowok itu sedang mengunyah es batu di kantin sekolah.
Sejak saat itu pula Aru dengan frontal menyatakan bahwa ia menyukai Nagra dan
siap memperjuangkan cintanya. Bahkan ketika akhirnya mereka sekelas, Aru
senangnya tiada terkira.
Berbeda dengan Aru, Nagra cuek banget, lebih sering
ogah-ogahan menghadapi semua gombalan dan sikap agresif Aru. Dia bahkan masih
terus melancarkan aksinya menggebet para adik kelas yang terpesona dengan
senyum dan ketampanannya.
Perbedaaan keduanya itulah yang membuat humor receh
tercipta diantara mereka. Terutama Gerombolan Boros yang terus menggoda bahkan
menceng-ceng Nagra karena terus saja bersikap cuek kepada Aru yang agresif dan
frontal itu.
Waktu terus berjalan dan Aru masih terus pada usahanya.
Walaupun orang yang selama ini ditunggu Nagra telah datang. Begitu pula, Igo
yang mulai tertarik pada Aru. Aru tak sedikitpun berniat berhenti untuk
memperjuangkan cintanya. Sampai akhirnya, suatu kejadian di sebuah replika
rumah Honai saat acara pameran seni sekolah, Aru memutuskan untuk menghentikan
usahanya.
Kira-kira kejadiaan apa ya?
Yang pasti, kisah Nagra dan Aru ini seru untuk diikuti.
Sepak terjang Nagra dan Aru bakal buat kamu percaya bahwa usaha memang nggak
pernah ngingkari hasil. Namun, cerita ini juga buat aku percaya bahwa “waktu
nggak bisa jawab semuanya”. Waktu akan terus berjalan. Kalau kamu cuma diam
saja, kamu yang akan ketinggalan.
Nagra dan Aru ini diceritakan dengan sudut pandang dua orang secara bergantian, yaitu Nagra dan Aru. Tentunya dengan karakter yang khas banget. Aru yang lugu dan frontal yang menggunakan kata ganti "Aku", sedangkan Nagra dengan sikap cueknya menggunakan kata ganti "gue". Mungkin karena novel ini ditulis oleh dua orang, jadi karakternya kuat-kuat banget. Bahkan karakter tokoh-tokoh pendukungnya juga cukup kuat.Ya walaupun Gerombolan Boros cukup banyak, ditambah gerombolan Igo, nggak membuat novel ini membingungkan. Tetep seru dan kocak abis.
Ya meskipun begitu, aku nggak bisa menghafal semua nama tokoh-tokoh pendukungnya. hehehe
Untuk narasi dan eksekusi konflik, bagus banget. Meskipun sesekali menceritakan kisah di hari yang telah lalu, alur maju lebih mendominasi cerita ini. Bagi kamu yang suka kisah teenlit dengan konflik yang nggak terlalu ringan, tapi nggak berat juga, kamu bisa baca cerita ini.
Btw, ilustrasi tokoh pada cover bukunya juga nunjukin banget karakter Nagra dan Aru.
See you next review ya...
0 Comments