Judul buku:
Claires
Penulis:
Valeria Patkar
Penerbit:
Buana Sastra
Tahun
terbit: 2018
Tebal
buku:379 hlm
Blurb:
Tentang ada, namun tidak ada
Tentang di sini, namun pergi.
Tentang sembuh, namun tetap luka
Tentang Percaya, namun ditinggalkan
Claire dan Deverra seperti deretan awan di atas langit.
Mereka sama dan itu membuat mereka sempurna.
Claire dan Ares seperti rangkaian baris warna pada pelangi.
Mereka berbeda dan itu membuat mereka indah.
“untuk siapa pun yang mengingatku di kepalanya, aku
mengingatmu lebih jelas dari semua ingatan di kepalamu itu.” []
Long Distance Relationship emang jadi momok menakutkan bagi
beberapa pasangan di masa pandemi corona seperti sekarang ini. Mereka yang
terbiasa bertemu hampir setiap minggu, bahkan ada yang menjadwalkan hari-hari
khusus untuk bertemu, kini harus terpisah dalam jangka waktu yang tentu. Belum
lagi, mereka yang harus terjebak school from home, work from home atau mungkin
dari awal emang udah di rumah saja.
Makin jadi was-was kalau baca buku soal LDR.
yups, aku baru aja baca buku yang berlatar belakang dari
kisah LDR. Namun, bukan karena masa pandemi, melainkan keinginan meraih mimpi
yang mengharuskan tokoh-tokoh dalam novel ini harus LDR dalam waktu yang tak
begitu singkat.
The title is “Claires”. Ini adalah novel karya Valeria
Patkar. Novel yang berhasil mengaduk-aduk hati juga perut aku lewat narasinya,
alur ceritanya, juga moral valuenya.
Jadi ini tentang Claire Paveitria yang menjalin hubungan LDR
dengan Kai Deverra. Kai terpaksa kembali terbang ke Silvestone untuk meraih
mimpinya menjadi pembalap nomer 1 Indonesia. Kai tahu, walaupun perasaannya
berat untuk meninggalkan Claire sendirian di Bali, ia percaya Claire akan tetap
jadi tempat pulangnya. Begitu juga dirinya akan selalu jadi tempat pulang bagi
Claire.
Sayangnya, Kai tak tahu, bahwa senyatanya Claire merasa
kesepian. Rasa sepi yang diam-diam hadir namun selalu ditampik oleh Claire.
Claire hanya ingin terus mendukung Kai menggapai semua mimpinya yang sudah
ditentang keras oleh keluarganya.
Sampai semuanya mulai terlihat nyata ketika Ares datang.
Ares Nota, pria 24 tahun yang asli emang udah berengsek,
ditambah dengan kehidupan malam di Bali makin membuat Ares tak pernah percaya
dengan apa yang namanya cinta. Ia hanya cukup menggoda satu gadis lalu bermalam
bersama. Setelah itu selesai.
Awalnya, Ares hanya berniat main-main dengan Claire. Lebih
tepatnya, ia ingin tahu bagaimana rasanya menggoda pacar orang. Ia ingin tahu,
hubungan seperti apa sii yang terjalin di antara Claire dan Kai sampai semua
orang menganggap sebagai pasangan yang paling sempurna. Sesempurna apa sii?
selanjutnya, Ares sadar. Bahwa ia sedang bermain api.
Mungkin beberapa dari kalian, akan menganggap cerita ini
merupakan cerita klise dengan kisah perselingkuhan, atau mungkin segitiga.
Namun, aku mendapatkan value yang lebih dari itu. Narasi yang disuguhkan
berhasil membuat aku sadar betapa pentingnya bicara sama diri sendiri. Membuat
kita lebih paham rasa-rasa yang muncul dan terkadang memang membingungkan. Seperti
Claire yang mencoba memahami rasa sepinya dan ingin mencari bahagianya. Ares
yang tak pernah percaya dan paham tentang cinta, dan Kai yang sangat tenang
walau orang ketiga dalam hubungannya sedang ada di depan mata. Begitu banyak
rasa yang ditunjukkan, sampai aku benar-benar merasa belajar dari novel ini.
By the way, kisah ini berpotensi menimbulkan banyak rasa
curiga jika kamu dalam keadaan LDR dengan pacar kamu. Why aku bilang begitu?
Karena rasa sepi memang cenderung muncul saat kita merasa rindu dengan
seseorang, walaupun hampir setiap hari suaranya selalu menyapamu lewat gawai. Karena
dia tak bisa benar-benar hadir di depanmu untuk mendengarkan semua keluh
kesahmu secara langsung. Kalau kamu tidak terbiasanya dengan hubungan jarak
jauh, mungkin ini bakal relate banget.
Value lain, kisah ini dapat berpotensi meningkatkan usahamu
untuk tetap menjaga hubunganmu. Kisah ini secara tidak langsung memberimu
bayangan tentang bagaimana biar tetap baik-baik saja walau kalian tak bisa
saling jumpa.
Namun, semuanya kembali ke pribadi masing-masing. Entah bisa
LDR atau tidak, yang penting jangan bohong sama diri sendiri. Penting untuk
tanya dan peka sama rasa sendiri.
0 Comments