Tiga barang di atas memang lebih sering nemenin aku di masa pandemi ini. :) |
Ternyata banyak hal di dunia ini lebih baik tidak dikatakan.
Kalau kamu diam, mungkin sekarang kamu tidak akan kena marah orang tuamu.
Mungkin, kalau kamu diam, kamu tidak akan bertengkar dengan pacarmu. Dan
mungkin, jika kamu mengabaikan semua kesalahan sahabatmu, kamu akan tetap
berkomunikasi seperti biasa dengan teman terdekatmu itu. Memang banyak hal lebih
baik kalau tidak dikatakan.
Banyak hal, saking banyaknya kamu terus saja diam.
Mengabaikan hatimu yang menjerit keras, minta disuarakan. Tak mengindahkan
mereka-mereka yang terus menerka. Bahwa senyatanya mereka tak pernah bisa dan
akan pernah paham kalau kita tidak bersuara.
Kesalahanku adalah aku memilih diam saat dia memang tak bisa
paham. Pertengkaran kami selalu menjurus ke aku: aku yang tak bisa mengungkapkan
banyak hal. Ya, aku pandai menulis, bahkan tulisan feature yang kata teman
seangkatan susah, berhasil aku tulis dengan baik. But, aku tetaplah aku. Cuma
pandai menulis. Perihal mengungkapkan rasa, jadi hal lain yang harus
dipelajari.
Andai. Andai semuanya semudah menulis, pasti situasi
canggung seperti ini tidak akan terjadi. Hening dalam ruang chat tidak akan
pernah ada. Dering notifikasi akan muncul seperti biasa. Sayangnya, diam
membuat canggung itu makin besar, makin tak berdasar.
Kenapa begitu sulit mengatakannya?
Sebagian hati akan bilang, “aku takut menyakitinya”, “aku
takut dia tersinggung”, “Aku takut dia akan terus kepikiran ini”, dan mungkin
ketakutanmu yang lain, yang begitu besar sampai kamu tak berani untuk bilang
itu semua. Diammu seperti kamu jadikan jalan keluar biar semuanya tetap
baik-baik saja.
Sayangnya tak pernah ada yang baik-baik saja kalau kamu
terus diam! Dia akan terus berprasangka, dan kamu atau mungkin juga aku akan
terus menjerit dalam hati karena menahan dirimu sendiri untuk bicara.
Lucu memang. Perihal bicara bisa begitu jadi rumit. Bicara
dalam hal ini adalah topik serius, tentang hubunganmu, tentang perasaanmu,
tentang semuanya yang menyangkut hati dan pikiran, yang lebih dari kata serius.
Jadi, akan lebih baik kalau semuanya dikatakan saja. Karena di sini, kesehatan mentalmu sedang
dipertaruhkan. Kalau kamu diam, kamu akan terus memikirkan itu sampai kamu
kesusahan untuk membedakan emosi kamu. Pola pikir tetap diam untuk menganggap "semuanya baik-baik saja" padahal sedang "tidak baik-baik saja" dapat berdampak tidak
langsung/ langsung terhadap kesehatan mental. Sudah jelas itu pola pikir yang
buruk.
Dilansir dari Beritagar.id bahwa salah satu alasan mengapa
pola pikir mempengaruhi kesehatan adalah karena persepsi negatif yang selalu
dipikirkan. Apalagi jika hal tersebut diikuti dengan rasa khawatir (untuk
mengungkapkan sesuatu), dan dalam keadaan yang paling buruk, stress.
Jadi, memang baiknya, dikatakan saja. Perihal bagaimana mengatakan
tanpa menyakitinya? kita belajar pada artikel selanjutnya.
NB: Tetap di rumah, keluar kalau mendesak. Jangan lupa pake masker dan jaga jarak.
0 Comments