Assalamualaikum...
“Ada buku-buku baru di perpustakaan.”
ada yang ingat kalimat itu? Kalau kamu ingat, berarti kamu
termasuk orang yang nggak men-skip iklan yang lewat di tayangan TV atau
Youtube kamu. Yups, benar. Kalimat di atas merupakan penggalan percakapan
antara seorang anak dan ibu pada sebuah iklan pembersih muka. Nggak perlu sebut nama
produknya. Maaf, saya tidak di-endors siapa-siapa.
Memang perihal buku-buku baru selalu menarik perhatian saya. Apalagi
kalau didukung dengan cover yang menarik, ilustrasi yang apik, dan perpaduan
warna yang eye cathing, auto langsung ambil deh, apapun resikonya. Memang saya
begitu. Ganas kalau lihat buku.
Boleh nggak sih, nganggep buku sebagai pacar? Emang nggak
bisa sih, apalagi kalau itu milik orang, bisa langsung ditimpuk saya.
Duh, kok melebar ke mana-mana sih...
Maaf ya...
Jadi aku bakal ngomongin tentang buku-buku baru di
perpustakaan. Khususnya, di perpustakaan Provinsi Jawa tengah. Siang
hari tadi, ketika surya sedang megah berada di puncaknya, aku membuang rasa malas
dengan berkunjung ke Perpustakaan Provinsi Jateng. Selain karena kewajiban
untuk mengembalikan buku, aku juga berharap menemukan buku-buku baru yang bisa
kupinjam untuk mengisi waktu luangku dua minggu yang akan datang.
Sepertinya semesta mendukung harapanku. Tepat saat aku
bertemu dengan rak-rak besi perpustakaan, buku-buku baru mencuat dari deretan buku yang sedikit usang. Di antara warna buku yang sudah memudar, buku
baru itu mencolok dengan warna yang masih segar. Tak perlu pikir lama, aku
mengambilnya tanpa lihat blurb cerita.
Setelah aku telusuri, memang banyak stok buku baru di
perpustakaan. Beberapa penerbit baru yang mengisi rak-rak buku seperti penerbit
Bukune, RDM Publisher dan Grass Media. Untuk genre buku, lebih didominasi
romance dan fantasi, atau perpaduan keduanya. Genre fiksi penggemar juga ada.
Bagi temen-temen yang menyukai k-pop, kamu bisa temukan karakter K-pop favorit
kamu di sini.
Kamu lebih suka genre buku apa? Jawab dengan percaya diri
ya... Jangan takut dengan pendapat orang mengenai genre buku yang kamu baca.
Book shaming akhir- akhir ini sedang merajalela. Suka fiksi
bukan berarti kamu tipikal orang yang baperan atau menyek-menyek alias bucin. Suka genre
fantasi bukan berarti khayalanmu terlalu tinggi. Suka genre komedi bukan
berarti hidupmu terlalu abai dengan ambisi. Suka jenis puisi bukan berarti kamu
penghuni ruang senja bersama kopi.
Males tahu, kalo ngomongin book shaming. Bikin orang nggak
berani untuk baca di tempat umum. Padahal, apapun genre buku bacaan kamu,
selagi itu memberikan dampak positif untuk kamu, It’s Ok kok. Kalau kata Tsana
(Rintik Sedu): “Nggak Perlu terlihat Nyastra untuk keren. Kamu membaca, itu
cukup.”
Sampai di sini dulu ya... Lain kali kita sambung lagi.
Wassalamualaikum...
0 Comments