Ayahku [Bukan] Pembohong: Sebuah Novel Tentang Ayah yang Suka Bercerita Karya Tere Liye



Judul Buku: Ayahku (Bukan) Pembohong
Penulis: Tereliye
Penerbit: Gramedia
Tahun terbit: 2011
Jumlah Halaman: 299 Halaman

Blurb:

kapan terakhir kali kita memeluk ayah kita? Menatap wajahnya, lantas bilang kita sungguh sayang padanya? Kapan terakhir kali kita bercakap ringan, tertawa gelak, bercengkerama, lantas menyentuh lembut tangannya, bilang kita sungguh bangga padanya?

Inilah kisah tentang seorang anak yang dibesarkan dengan dongeng-dongeng Kesederhanaan hidup. Kesederhanaan yang justru membuat ia membenci ayahnya sendiri. inilah kisah tentang hakikat kebahagiaan sejati. Jika kalian tidak menemukan rumus itu dalam novel ini, tidak ada lagi cara terbaik untuk menjelaskannya.

Mulailah membaca novel ini dengan hati lapang, dan saat tiba di halaman terakhir, berlarilah secepat mungkin menemui ayah kita, sebelum semuanya terlambat, dan kita tidak pernah sempat mengatakannya.

***

Anak baik itu bernama Dam. Seorang anak berambut keriting yang lahir dan tinggal dalam lingkup keluarga sederhana. Setiap harinya dia dipenuhi cerita-cerita serta dongeng dari ayahnya. Cerita yang menjadi sebuah rahasia.

Cerita-cerita itulah yang akhirnya menemani sepanjang hidup Dam. Yang membuat Dam berhasil lolos untuk masuk klub renang kebanggaannya hingga membawa pulang juara pertama, juga yang membuat Dam selalu baik dan menolong sesama, serta yang membuat Dam menjadi seorang arsitektur sukses kebanggaan semua orang.

Begitulah, hingga akhirnya Dam mulai mempertanyakan tentang cerita-cerita ayahnya. Benarkah ayahnya mengalami itu semua? Apakah benar ayahnya bertemu dengan si nomor punggung sepuluh?
Dam membenci ayahnya. Kebenciannya semakin kentara saat ayahnya mulai menceritakan kisah yang sama terhadap kedua anaknya: Zas dan Qon

Dam dengan segala kebencian terhadap ayahnya telah membuat dirinya lupa pada masa-masa yang ditorehkan bersama.

Plot twist yang sangat mengejutkan. Apalagi di ending cerita menyuguhkan sebuah fakta yang membuatku juga ikut ternganga membacanya. Alur maju mundur namun tetap rapi dan enak dibaca.

Bagi temen-temen penggemar tulisan Tereliye, pasti sudah paham seperti apa karakter tulisannya. Mengalir begitu saja. Tiba-tiba aku sudah sampai di bab-bab menuju akhir halaman. Narasi yang disampaikan sangat apik.

Masih dalam suasana Hari Ayah Nasional, aku ingin merekomendasikan buku ini untuk temen-temen. Selain dari dongeng-dongeng dan cerita yang disajikan, novel ini sarat dengan nilai dan makna kehidupan yang sesungguhnya. 

Berbuat baik, ikhlas, suka menolong, semangat menggapai mimpi dan cita-cita.

Bukankah semua orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya?

Wassalamualaikum...


Post a Comment

0 Comments