Judul buku: Better Than This
Penulis: Pradnya Paramitha
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2018
Tebal buku: 293 Halaman
Assalamualaikum...
Welcome back di jurnal Princess Apel. Kali ini aku membawa
buku karya Pradnya Paramitha berjudul Better Than This. Cek blurb dulu yok...
*_*_*_
Saras tahu pasti Leo membencinya. Sederet gelar positif mulai
dari mahasiswa berprestasi nasional, kesayangan dosen, cowok tampan pujaan kita
bersama, dan senior tingkat 4 yang terancam lulus suma cum laude, cukuplah untuk
membuat Leo risi dengan keberadaan cewek malas, nyolot, bodoh, tukang taruhan,
dan kuliah di Fakultas Hukum tapi satu-satunya yang dia tahu hanyalah
fotografi. Tapi, memangnya Saras peduli? Dibenci Leo tak akan membuatnya mati.
Sayangnya, mau tak mau Saras harus peduli karena saat ini
Leo adalah kunci kehidupan bahagianya. Sebuah taruhan dengan musuh
bebuyutannya, Morrie, membuat Saras harus menjadikan Leo pacarnya. berbagai
strategi dipakai. Rayuan mulai dilancarkan, hasilnya? tentu saja gagal.
Menepis seluruh rasa benci dan malunya, Saras akhirnya
meminta bantuan. Ekspresi santun dan pasrah dia pasang, meskipun mulut tajam
Leo sering membuatnya berang. taruhan selesai, Saras menang. Tapi masalah tidak
berhenti di sana.
“Kita memulai dengan caramu ,tapi sekarang kita pakai
caraku. I love you. Kamu mau jadi pacarku beneran?”
Sejauh yang Saras tahu, harusnya cewek senang saat ada pria
yang mengucapkan cinta. Tapi ini justru sebaliknya. Saras terjebak dalam
permainannya sendiri. Semakin lama, sikap Leo semakin membuatnya ngeri. Saras
harus bagaimana?
*_*_*_
Jadi, kisah ini berawal dari taruhan Saras dengan Morrie,
orang yang selalu menganggap Saras sebagai lawannya. Karena Saras tersulut
emosi, ia menerima tantangan Morrie dengan
mempertaruhkan hubungan persahabatannya dengan Panji. Morrie menantang
Saras untuk pacaran dengan Leo, mahasiswa yang bakal lulus auto cum laude, yang merupakan musuh bebuyutannya Saras.
Ketika Saras telah berhasil melakukan tantangan Morrie dan
dia dinyatakan menang, Leo malah menolak untuk memutuskan hubungan.
“Kita tidak pernah pacaran, untuk apa kita putus? Jadi kita
harus pacaran dulu,”
Hidup Saras diambang keabsurd-an.
Leo mengajak Saras untuk pacaran dan Leo akan berusaha untuk
membuat Saras jatuh cinta padanya walaupun Saras menolak mentah-mentah. Dibalik
itu semua, Leo menyembunyikan tujuan yang sesungguhnya.
Awalnya, aku merasa novel ini hanyalah novel romance biasa.
Namun, di dalamnya ada cerita tentang fotografi dan dunia hukum. Kita bisa
lihat dari cover bukunya, di bagian atas terdapat gambar camera, sedangkan di
sisi kanan ada lambang keadilan. Walaupun hanya diceritakan singkat-singkat dan
sekilas, menjadi pelengkap saja sudah cukup.
Dalam novel ini, ada konflik keluarga yang kelihatannya
ringan namun berefek besar bagi masing-masing tokoh. Aku mengiranya begitu.
Kenapa? karena penulis menyampaikannya biasa. Ya udah gitu. Seperti bagian
cerita ketika orang tua Leo menjelaskan tentang hubungan orang tua Leo dengan
orang tuanya, seperti tidak terjadi apa-apa. Tidak ada intrik yang menunjukkan
bahwa itu masalah. Padahal menurutku, masalah berawal dari sana.
Kalian bisa baca sendiri untuk memahami penjelasanku lebih
dalam. Novel ini cukup menghibur bagi kalian yang suka romance komedi. Kegilaan
tingkah Saras dideskripsikan dengan baik.
Untuk alur cerita, alur ceritanya beberapa kembali ke masa
lalu. Walaupun begitu, ceritanya tetap asik. Tidak membingungkan. You can read
it.
Sampai di sini dulu ya... ketemu lagi di ulasan lainnya.
Selamat membaca.
Wassalamualaikum...
0 Comments