Judul buku: Unspoken Words
Penulis: Alecia Lidwina
penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2018
Tebal buku: 311 Halaman
Ada kata-kata yang tidak sempat terucap oleh Kemuning
sebelum Bunda meninggal dunia. Tak peduli betapa dia ingin memutarbalikan
waktu, Kemuning tahu dirinya sudah terlambat.
Ada kata-kata yang tak sempat terucap oleh Bunda semasa
hidupnya. Oleh karena itulah beliau datang ke dalam mimpi Kemuning - Untuk
menyampaikan apa yang tak sempat tersampaikan tujuh tahun yang lalu, ketika
beliau masih hidup.
Bertemu kembali dengan Bunda di dalam mimpinya mungkin
merupakan kesempatan terakhir Kemuning untuk Meminta maaf - sesuatu yang sudah
ingin dilakukannya sejak dia menyebabkan kematian Bunda bertahun-tahun silam.
Namun, apa yang ingin Bunda sampaikan padanya? Di balik
kenangan akan masa kecilnya, Kemuning harus mencari tahu maksud dari
pesan-pesan misterius Bunda.terutama karena dia tahu bunda hanya muncul dalam
mimpinya, dan dia juga tahu bahwa tak ada mimpi yang takkan berakhir.
Welcome back kawan...
Entah kamu akan membaca ulasan ini kapan, yang pasti aku
akan membicarakan tentang mimpi. Pasti semua orang pernah bermimpi. Entah itu
buruk atau baik, indah atau menegangkan, mungkin kamu pernah mendapatkan mimpi
yang menakutkan. Mimpi bertemu seseorang, atau memimpikan sesuatu yang tidak
seharusnya dimimpikan. Mungkin kamu pernah memimpikan mantan pacar kamu yang
sangat kamu rindukan? Bisa juga kamu merindukan orang tuanya yang telah
berpulang?
Setelah tujuh tahun pernikahannya, setelah masa kehilangan,
Kemuning bertemu bundanya dalam mimpi. Di setiap pertemuannya selalu membuat
Kemuning berkeringat dingin hingga menyisakan wajah pucat yang membuat Samudra,
suaminya, menjadi cemas. Lebih dari itu, Kemuning mulai bertanya, apa yang
sebenarnya ingin disampaikan Bunda kepadanya.
Bunda datang ke dalam mimpi Kemuning bersama kenangan masa
kecil Kemuning. Tentang masakan oseng bayam bunda yang keasinan, tentang sepeda
yang dulu sangat ingin dimiliki oleh Kemuning, dan mimpi-mimpi lainnya yang
selalu membuat Kemuning cenderung gagal memahaminya.
Bunda juga datang dengan pertanyaan apakah Kemuning masih
bersama Samudra? Karena memang Bunda tidak begitu menyukai Samudra. Samudra yang
perokok, Samudra yang mengambil bagian dari hidup Bunda. Samudra yang telah
mengambil Kemuning dari kehidupan Bunda.
Kemuning memang bukanlah seorang anak yang berbaik kepada
orang tuanya, terutama bundanya. Setelah kematian ayahnya, Kemuning diminta
untuk mandiri dan lebih bersikap dewasa. juga tidak manja. Ia harus berpuas
diri saat bundanya tidak pernah bisa mengantarnya berangkat ke Taman
Kanak-kanak. Kemuning yang selalu makan bekal, dan Kemuning yang tidak memiliki
teman.
Bertahun-tahun Kemuning merasa bosan. Bekal makan dari Bunda
tak pernah enak. Bunda tak bisa memasak, tapi bunda tetap berusaha untuk
membawakan Kemuning bekal. Walaupun akhirnya berakhir ke tong sampah.
Sejak awal, Kemuning telah mengaku bahwa dia telah membunuh
ibunya. Percayalah, aku menyakini ini bukan pembunuhan dalam konteks yang
berdarah-darah. Di awal cerita, aku mencoba menyakini ini mungkin ada yang
salah dengan Kemuning dan Bunda. Tentang kesenjangan antara ibu dan anak.
Novel ini termasuk novel sendu. Hawa ini sudah aku rasakan
sejak membaca kalimat pertama. Sendu yang merindu, menyimpan kesalahan, hingga
permintaan maaf yang tak terucap. Terdapat sesi dimana tiba-tiba mataku
berkaca-kaca saat aku membaca buku ini. Apalagi narasi yang ditulis oleh Kak
Alecia dengan begitu apik dan menyayat, membuatku semakin terbawa suasana.
Penulisan karakter tokoh sangat konsisten. Bagaimana
Kemuning yang hidup dalam lingkup anti sosial, juga Samudra yang penuh
perhatian. Hmmm.. aku merasakan hawa-hawa cinta yang bersemi dengan sempurna di dalam hati
Samudra untuk Kemuning.
Hanya aja, aku kurang begitu suka dengan covernya. Mungkin
dari akunya memang lebih suka cover buku yang terlihat lebih mencolok dan
artistik. Seperti yang dikatakan banyak orang, Don’t judge the book by the
cover. Semua itu terbanyak dengan cerita yang menarik dan sungguh membuatku
semakin rindu dengan ibuku.
Aku sangat merekomendasikan buku ini untuk kamu. Banyak
makna dan ilmu kehidupan yang bisa diambil dari novel ini. Belajar nggak harus
dari buku non fiksi, buku fiksi juga mengandung sejuta cerita yang membuatmu
semakin memahami kehidupan ini lebih baik lagi.
hope u have fun...
Wassalamualaikum...
0 Comments