Memilih Imam ala Tasya dalam Novel Before I Met You Karya Achi TM



Judul buku: Before I met You
Penulis: Achi TM
Penerbit: Gramedi Pustaka Utama
Tahun terbit: 2017
tebal halaman: 343 Halaman

Assalamualaikum...
Sebelum bertemu sama kamu, aku ngapain ya?
Sebelum bertemu sama kamu (Blog), kerjaanku ngapainnya selain kuliah?
Sebelum bertemu sama kamu (Pers mahasiswa), Aku ngapainnya selain belajar organisasi berbau english?
Dan Before I met you, What should I do?

Hehehhe... Kalian bingung? Aku juga bingung. Judul bukunya kayak gitu. Before I met you karya Kak Achi TM. Kalian tahu Achi TM? Penulis dengan karyanya yang sudah mencapai 26 novel. Novel ke-22nya telah difilmkan yang berjudul Insyaallah Sah. Nah... Kalau yang itu kalian pasti paham.
Jadi, kali in aku bakal mengulas sebuah novel bergenre romance islami dengan bumbu-bumbu intrik keluarga. Sangat complicated.
Sebelum mengulas lebih lanjut, baca blurbnya dulu yok...

*_*_*_

Hubungan Tasya dengan Zakki sudah berlangsung cukup lama, tapi terasa begitu rumit. Pria itu baik dan santun, bisa membimbing dan menjadi imam bagi Tasya. Namun, bagaimana akan melangkah ke masa depan jika kehidupan ekonomi Zakki serba tak jelas dan tak bisa diandalkan?

Ketika ibunya meninggal, Tasya benar-benar terpuruk. Di saat itu pula Arya semakin gencar memberi perhatian pada Tasya, menjanjikan kemapanan finansial dan perlindungan bagi gadis yang kini sebatang kara. Tasya pun memutuskan menerima lamaran Arya.

Hingga suatu hari, Tasya menemukan kotak berisi surat-surat di kamar ibunya. Surat antara sang ibu dengan seorang pria yang bukan ayahnya.
Membaca surat-surat itu membuat Tasya merasa berada di persimpangan. Haruskan ia memperjuangkan segala idealismenya, atau kembali mengulang kesalahan besar yang akan disesalinya seumur hidup?i

*_*_*_

Review:
Diceritakan bahwa seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan kontraktor sebagai sekretaris manajer HRD bernama Tasya. Dia sedang berada dalam kebimbangan untuk memilih siapa yang akan menjadi imam untuk membangun bilik rumah tangga yang sakinnah, Mawaddah,Warahmah.

Tasya dihadapkan dengan dua pilihan. Pertama yaitu Zakki. Teman masa kecilnya sekaligus cinta pertamanya yang belum memiliki pekerjaan mapan. Dia seorang freelancer yang hanya tinggal di sebuah kontrakan kecil. Dia bekerja serabutan berupa ilustrator, penulis skenario apapun yang bisa menyambung keuangannya. Namun, Zakki terus berusaha memperbaiki diri dan memantaskan diri untuk menikah dengan Tasya.

Pilihan kedua yaitu Arya yang merupakan manajer HRD tempat Tasya bekerja. Kemapanan dan keseriusan Arya membuat Tasya semakin bimbang. Apalagi setelah dia akhirnya memutuskan untuk membatalkan rencana pernikahannya dengan Zakki, Tasya semakin ragu untuk melangkah bersama Zakki. Sedangkan Arya berusaha melakukan apapun agar Tasya melirik keberadaannya.

Ditambah dengan misteri tentang surat mamanya yang ia temukan beberapa minggu setelah kepergian mamanya ke pangkuan Tuhan, membuat Tasya semakin larut dalam kebimbangan.

Secara alur, alur cerita yang disuguhkan cukup menarik. Ditambah dengan pemaparan karakter tokoh yang kuat. Kebimbangan Tasya sebenarnya bisa diatasi karena menurutku semuanya kayak udah jelas gitu. Tapi ternyata ada alasan kenapa Tasya begitu bimbang untuk menentukan pilihan.  Dan di sini, bikin kesel juga alur ceritanya. :)

Walaupun begitu, Tasya tetap punya pendirian untuk menentukan pilihan. Ia ingin laki-laki yang mapan serta rajin ibadah kepada Sang Pencipta. Terkadang, harta menjadi alasan pertama utuk dirinya dalam menentukan pasangan hidup, baru setelah itu dipikirkan tentang iman dan ikhsannya. Tasya bimbang, di satu sisi dia   belum bisa move on dari cinta pertamanya, tapi dia juga ingin hidup mapan. Kebimbangan yang sudah pada puncaknya.

Kalau kalian tanya siapa yang akhirnya dipilih sama Tasya? kalian harus membacanya. Proses yang sangat panjang dan penuh pertimbangan. Sempat memilih dan menyesal memang bukan sebuah kesalahan. Tapi memilih yang terbaik harus dilakukan.
Sampai di sini dulu review aku dari buku karya Achi TM.
Wassalamualaikum....



Post a Comment

0 Comments