judul buku: Sirkus Pohon
penulis: Andrea Hirata
penerbit: PT bentang pustaka
jumlah halaman: 384 halaman +cover
tahun terbit: Agustus 2017
assalamualaikum...
farida kembali lagi dengan review buku yang tak kalah seru
dari buku sebelumnya. Kali ini aku bakal review buku milik Andrea Hirata yang
berjudul Sirkus pohon. Di cover belakang buku ini , aku tidak menemukan blurb
dari cerita ini, so... aku nggak cantumin blurb untuk review kali ini. Mungkin
penerbit berpikir bahwa karya seorang Andrea Hirata, sang legendaris novel tak
perlu mencantumkan sebuah blurb pada karyanya. Karena tanpa sebuah blurb,
pembaca akan tahu bagaimana penulis akan membawa ceritanya. Pembaca tahu
bagaimana karakter dari seorang Andrea hirata dalam menulis sebuah novel.
Ini merupakan pertama kalinya aku me-review secara tertulis
karya andrea hirata. Aku sudah membaca rangkaian karya dari Laskar Pelangi
sampai Maryamah Karpov. Kemudian dari Padang Bulan sampai Cinta dalam Kopi. Aku
akhirnya memberanikan diri untuk mengulas buku Sirkus Pohon. Kenapa begitu?
karena aku pikir, karya Andrea Hirata terlalu sempurna untuk diulas. Semua
orang tahu, bagaimana tulisan sang penulis buku Laskar Pelangi ini. Ini beneran lho...
anti mengada-ada.
Aku suka dengan cover dari buku Sirkus Pohon. Bisa
temen-temen lihat foto di atas. covernya estetik banget. Penuh dengan misteri
yang membuat orang ingin segera membacanya. Penasaran banget sama isinya. Gitu
sih menurutku.
Seperti pada novel-novel karya Andrea Hirata lainnya, novel
ini menceritakan tentang kehidupan masyarakat melayu yang kental dengan unsur
masyarakatnya. Tentang seorang pengangguran yang selalu digunjing oleh tetangga
bahkan keluarganya. Tentang seorang ahli tangan panjang (pencuri), tentang
seorang laki-laki yang mencari cinta pertamanya, dan tentang seorang anak
perempuan yang mencari pembelanya.
Cerita ini disampaikan per bab-bab, namun saling berkaitan.
Diceritakan seorang laki-laki berumur 28 tahun bernama Sobrinudin bin
Sobirinudin. Dia seorang pengangguran. Dia selalu kena marah adiknya
bernama Azizah karena Sobri tidak punya pekerjaan. Pengangguran. Sobri menjadi
pengangguran akibat hasutan teman sepermainannya bernama Taripol. Taripol berhasil
membuat Sobri hanya bisa mengeyam bangku SMP sampai kelas 2. Alhasil, dia hanya
memiliki ijazah SD.
Di lain sisi ada seorang anak laki-laki yang bertemu dengan
seorang anak perempuan di taman bermain yang berada di pengadilan agama. Dia
bernama Tegar. Akibat mengantar ibunya ke pengadilan agama untuk bercerai
dengan ayahnya, ia bertemu dengan seorang anak perempuan. Anak perempuan itu
bernama Tara.
Aku sendiri paling greget di setiap adegan Tegar dan Tara.
Mereka berdua dipertemukan karena saat itu Tegar membela Tara yang sedang
diganggu oleh segerombolan anak laki-laki yang berusaha menguasai perosotan
yang berada di taman itu. Pertama kali bertemu, mereka hanya terdiam kemudian
pergi. Namun, lambat laun kejadian itu membuat mereka berdua terjebak pada
pikiran masing-masing. Mereka sama-sama berasumsi bahwa pertemuan itu merupakan
pertemuan cinta pertama. Tegar merupakan cinta pertama bagi Tara, begitupun
sebaliknya. Tara merupakan cinta pertama bagi Tegar.
Sayangnya, antara Tegar dan Tara tidak mengetahui nama satu
sama lain. Karena mereka bertemu dengan jangka waktu yang begitu cepat, membuat
mereka tak menghafal wajah lawan mereka masing-masing. Mereka saling mencari namun tak pernah bertemu sampai mereka beranjak dewasa.
Semua kisah saling berkaitan hingga berakhir di sirkus
keliling. Sampai sekarang, setiap aku melihat buku Sirkus pohon, aku
benar-benar merasa terpukau. Terpukau oleh Sang penulis. pembawaan yang apik dan
selaras. Komitmen dengan penokohannya. Alur yang mengejutkan.
Dalam buku Sirkus pohon, banyak pelajaran yang bisa dipetik.
Bagiku buku ini mengajarkan arti dari sebuah ketulusan dan kepercayaan.
Ketekunan, keuletan dan kerja keras. Yang terpenting jangan pernah melihat
suatu hal dari satu sisi. Lihatlah dari berbagai macam sisi. Jangan terlalu
fokus pada apa yang ada di depan mata. Coba pandanglah mereka yang tak nampak
dan jarang terlihat. Karena bisa saja mereka akan hadir saat semua orang tak
lagi memandangnya.
Kali ini review-nya panjang sekali, ya... maaf, ya... Aku
terlalu jatuh cinta dengan buku ini. Aku kasih bintang 5 untuk buku ini.
Sampai di sini dulu, ya... jangan lupa membaca. Karena
membaca adalah mata dunia. bye, bye...
wassalamualaikum...
0 Comments